Program Penyediaan Sarana Pertanian Didesa Margaluyu Sajira Diduga Asal Jadi

Program Penyediaan Sarana Pertanian
Program Penyediaan Sarana Pertanian
Lebak-Bpanbanten.com || Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana Pertanian dalam kegiatan irigasi per pompaan desa Margaluyu kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Banten pembangunannya diduga asal jadi sehingga masyarakat menilai akibat lemah pengawasan dari pihak Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Banten.

Diterangkan oleh salah seorang warga petani asal desa Margaluyu yang namanya enggan di sebutkan, Ia bersama warga masyarakat lainya merasa prihatin atas pembangunan sarana pertanian irigasi perpompaan yang asal jadi, sehingga dari hasil pembangunannya sama sekali terlihat tidak berkualitas.

Program Penyediaan Sarana Pertanian


"Kami merasa prihatin atas kegiatan pembangunan irigasi perpompaan tersebut dan dari hasil pembangunannya kami nilai tidak berkualitas atau asal jadi.", terangnya Rabu (19/02/2025).

Dan akibat dari pembangunan yang asal jadi yang berlokasi di kampung Cisedang tersebut dengan anggaran mencapai Rp.112 juta lebih ini tidak menjadi solusi untuk petani dalam memenuhi kebutuhan air untuk pertanian, padahal hingga saat ini pertanian yang berada di kampung Cisedang masih mengandalkan air hujan.

Masih menurutnya kualitas hasil pembangunan yang dikerjakan oleh Kelompok Tani tersebut bisa seperti itu adalah diduga akibat dari lemah pengawasan pihak Dinas Pertanian.

"Hasil pembangunan seperti itu diduga akibat lemah pengawasan Dinas Pertanian saat kegiatan pembangunan berlangsung", tambahnya.

Berdasarkan kondisi tersebut dan tingginya kebutuhan masyarakat petani akan pasokan air bersih ke pertaniannya ia berharap kepada pihak dinas terkait di kabupaten Lebak untuk turun tangan lakukan pemeriksaan secara jelas sehingga uang negara yang di gelontor kan tidak mubazir.

"Pihak Pemerintah dan Dinas terkait harus segera turun tangan lakukan pemeriksaan jangan sampai uang negara menjadi mubazir", pungkasnya.

Sementara hasil pantauan dilapangan dapat terlihat hasil pembangunan yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani Cisedang dalam kondisi tidak berfungsi dan pembangunannya pun diduga asal-asalan hal itu dapat terlihat langsung dari cara pemasangan pipa-pipa dan bahkan ada yang menggunakan pengikat tali karet, sedangkan Ketua Kelompok Tani Cisedang ketika akan dikonfirmasi tidak ada di tempat.

(Fik)

0 Komentar