Konfrenai Pers : Calon Gubernur Jawa Tengah pasangan Luthfi-Taj Yasin |
Dukungan Endorsement dari Tokoh Nasional
PDIP mengusung pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, sementara pasangan Luthfi-Taj Yasin diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Menurut Umam, dukungan politik dari Jokowi dan Prabowo memberikan dampak signifikan terhadap peta politik di Jawa Tengah. "Besarnya dominasi mesin politik koalisi pengusung Luthfi-Taj Yasin mencapai kurang lebih 75 persen, ditambah dengan political endorsement dari kedua tokoh tersebut," jelas Umam. Ia menambahkan bahwa dukungan ini mengirimkan pesan politik yang kuat kepada para donor logistik dan simpul-simpul kekuatan politik lainnya untuk mendukung pasangan Luthfi-Taj Yasin.
Hasil Hitung Cepat yang Menggembirakan
Hasil hitung cepat (quick count) dari beberapa lembaga survei menunjukkan bahwa pasangan Luthfi-Taj Yasin unggul dengan persentase suara yang signifikan. Hasil dari Charta Politika menunjukan bahwa Luthfi-Taj Yasin memperoleh 58,44 persen suara, sedangkan Andika-Hendrar hanya meraih 41,56 persen. Lembaga survei lain, Indikator, juga mencatat hasil serupa dengan Luthfi-Taj Yasin mendapatkan 58,31 persen suara dibandingkan dengan 41,69 persen untuk Andika-Hendrar. Bahkan, hasil dari SMRC menunjukkan angka yang lebih tinggi, dengan Luthfi-Taj Yasin mengumpulkan 59,16 persen suara.
Karakter Pemilih di Jawa Tengah
Umam juga menyoroti bahwa karakter pemilih di Jawa Tengah, yang didominasi oleh masyarakat santri, menjadi faktor penting dalam kekalahan PDIP. Pasangan Luthfi-Taj Yasin dianggap lebih representatif bagi kelompok ini. "Jawa Tengah, khususnya wilayah pantura, didominasi oleh masyarakat santri yang lebih condong mendukung kandidat dengan latar belakang nasionalis-santri seperti yang diusung Luthfi-Taj Yasin," ungkap Umam. Ia menambahkan bahwa jaringan Nahdlatul Ulama (NU) juga memberikan dukungan penuh kepada pasangan ini, yang semakin memperkuat posisi mereka di kalangan pemilih.
Tantangan bagi PDIP
Di sisi lain, tantangan yang dihadapi oleh PDIP dalam Pilkada ini cukup besar. Keterbatasan waktu untuk melakukan sosialisasi dan penetrasi ke segmen santri di Jawa Tengah menjadi kendala utama bagi pasangan Andika-Hendrar. Umam menyatakan, "Kekuatan KIM yang didukung oleh Jokowi memanfaatkan situasi rapuhnya barisan kekuatan PDIP di Jawa Tengah."
Dengan semua faktor ini, kekalahan PDIP di Jawa Tengah, yang selama ini dikenal sebagai "kandang banteng," menjadi pelajaran penting bagi partai tersebut dalam menghadapi kontestasi politik mendatang. Sementara itu, keberhasilan Luthfi-Taj Yasin menunjukkan bahwa dukungan tokoh nasional dan pemahaman karakter pemilih lokal dapat berkontribusi besar terhadap kemenangan dalam pemilu.
Asep
0 Komentar