Sejarah Singkat Candi Borobudur: Pengaruh Bangunan dan Arsitekturnya

Sejarah Singkat Candi Borobudur: Pengaruh Bangunan dan Arsitekturnya
Sejarah Singkat Candi Borobudur: Pengaruh Bangunan dan Arsitekturnya

bpanbanten.com || Candi Borobudur merupakan salah satu destinasi wisata yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Jawa Tengah.

Kamu bisa membaca sejarah singkat Candi Borobudur sebelum ke lokasi. Tujuannya, supaya kamu dapat memahami tentang peninggalan peradaban agama Buddha itu.

Terletak di Kabupaten Magelang, Candi Borobudur memiliki harga tiket masuk sekitar Rp4 ribu hingga Rp15 ribu per orang per sekali masuk.

Berikut ini sejarah tentang Candi Borobudur yang bisa kamu baca.

Sejarah Singkat Candi Borobudur

Sejarah singkat Candi Borobudur berkaitan dengan masuknya agama Buddha di Indonesia seperti dikutip dari e-Modul Mengenal Arsitektur Tradisional Indonesia karya Arifin Suryo Nugroho.

Candi Borobudur dibangun oleh para penganut Buddha Mahayana pada masa kejayaan Dinasti Syailendra. Borobudur pertama kali dibangun atas inisiatif Raja Samaratungga sekitar tahun 824 Masehi.

Meski begitu, Candi Borobudur selesai dibangun menjelang tahun 900 Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani, putri Raja Samaratungga. Arsitek yang berjasa dalam merancang candi tersebut ialah Gunadharma.

Kabarnya, kemegahan Borobudur sempat sirna berabad-abad terkubur tanah dan debu vulkanik yang diperkirakan efek erupsi Gunung Merapi.

Namun, candi tersebut berhasil direstorasi kembali oleh pemerintahan Thomas Stamford Raffles saat menjabat Gubernur Jenderal di Pulau Jawa tahun 1911.

Kala itu Raffles meminta bantuan Insinyur Belanda Christian Cornelius untuk memeriksa kondisi bangunan Candi Borobudur yang terkubur dan membenahinya.

Candi Borobudur dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1991 karena beragam alasan di antaranya merupakan kompleks candi terbesar di Indonesia.

Pengaruh Bangunan Candi Borobudur

Candi Borobudur dipengaruhi oleh seni bangunan Indonesia yaitu punden berundak.

Artinya, bangunan yang tersusun bertingkat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang penganut animisme dan dinamisme.

Di era Megalitikum, pundek berundak selalu bertingkat tiga dengan makna masing-masing.

Tingkat pertama melambangkan kehidupan saat masih di kandungan ibu. Tingkat kedua melambangkan kehidupan di dunia dan tingkat ketiga melambangkan kehidupan setelah meninggal.

Arsitektur Candi Borobudur

Menurut urutan bangunan punden berundak yang dipadukan dengan ajaran Buddha ada tiga bagian yang dilambangkan sebagai berikut.

1. Kamadhatu

Kamadhatu yang diartikan sebagai alam bawah atau dunia nafsu. Selama hidup, manusia terikat pada nafsu juga dikuasai oleh kemauan.

Ukiran candi di tingkat pertama menggambarkan adegan dari Kitab Karmawibangga yaitu gambaran sebab akibat serta perbuatan baik dan buruk.

Deretan relief tidak tampak seluruhnya karena tertutup oleh dasar candi yang lebar. Di sisi tenggara tampak relief yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengunjung.

2. Rupadhatu

Rupadhatu atau tingkat kedua disamakan dengan dunia antara dunia rupa, bentuk dan wujud. Dalam dunia tersebut manusia telah meninggalkan segala keinginan nafsu tetapi masih terikat pada nama, rupa, wujud dan bentuk.

3. Arupadhatu

Arupadhatu atau tingkat teratas yang disamakan dengan alam atas atau dunia tanpa rupa, wujud dan bentuk. Di tingkat tersebut manusia telah bebas dan memutuskan segala ikatan pada dunia fana selama-lamanya.

10 Tingkat Bodhosattva

Selain ketiga bagian tersebut, Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang menggambarkan sepuluh tingkat Bodhosattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan Buddha di nirwana.

Sepuluh tingkat itu terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya atau kesempurnaan.

Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Total seluruhnya adalah 72 stupa selain yang utama.

Tidak hanya itu, filosofi Buddha juga terkandung pada keempat sisi candi dengan pintu gerbang dan tangga ke atas layaknya piramida.

Filosofi tersebut berbunyi semua kehidupan berasal dari bebatuan lalu pasir, tumbuhan, serangga, binatang liar, binatang peliharaan hingga menjadi manusia.

Proses tersebut yang dinamakan sebagai reinkarnasi. Proses terakhir adalah menjadi jiwa dan akhirnya masuk ke nirwana.

Demikian sejarah singkat Candi Borobudur yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat!

0 Komentar